Tips Finishing Lis Kayu
Tips Finishing Lis Kayu
Menghasilkan lis kayu profil yang indah membutuhkan persiapan yang tepat, ruang kerja yang cocok dan produk yang tepat. Secara umum, ada 3 tahapan dalam finishing, yaitu coating awal (base coat), coating utama (main coat) dan coating akhir (top coat). Simak tips berikut untuk melindungi terhadap cuaca, air, kelembaban, jamur/rayap dan memperindah lis kayu Anda.
Amplas Lis Kayu Terlebih Dahulu
Lis kayu yang Anda beli mungkin sekilas terlihat sudah halus, namun ada kemungkinan di bagian tertentu permukaan lis kayu masih kasar, untuk itu Anda perlu menghaluskannya terlebih dahulu. Amplas lis kayu searah dengan serat kayu sehingga semua permukaan (termasuk lekukan) halus.
Menutup Lubang Dengan Dempul/Wood Filler
Untuk coating awal (base coat), tutup pori-pori kayu dengan dempul atau wood filler secara merata di seluruh permukaan lis. Walaupun fungsinya sama, dempul digunakan untuk menutup pori kayu yang lebih besar sedangkan wood filler (misalnya, Impra Wood Filler) untuk pori kayu yang lebih kecil.
Dempul dapat digunakan untuk semua jenis kayu, namun setelah di finishing, hasil akhir warna kayu akan kelihatan sedikit berbeda dari kayu aslinya. Sedangkan hasil akhir dengan menggunakan wood filler nampak lebih bagus karena warna wood filler bermacam-macam, sesuai dengan jenis kayu yang akan difinishing, misalnya wood filler jati untuk kayu jati.
Bersihkan Lekukan Dengan Kuas
Setelah kering, amplas kembali lis kayu hingga permukaan kayu terlihat lagi Kemudian bersihkan permukaan lis kayu dari debu bekas amplas yang menempel, biasanya di antara lekukan dengan kuas kering.
Beri Lapisan Sanding Sealer
Pada tahapan kedua, siapkan sanding sealer (misalnya, Impra Sanding Sealer), biasanya berwarna transparan, yang digunakan sebagai lapisan coating utama (main coat) untuk melapisi permukaan lis kayu agar dempul atau wood filler dapat menempel dengan baik dan menyatu, sehingga hasil finishing tidak mudah retak dan terkelupas.
Untuk lapisan Sanding Sealer dapat dilakukan lebih dari satu kali, dimana setiap lapisan harus diamplas terlebih dahulu sebelum diberi sanding sealer lagi. Jika pori-pori kayu masih terlihat, lapisi lagi dengan dempul (wood filler) yang dicampur sanding sealer, dan amplas lagi jika sudah kering.
Uji Wood Stain Terlebih Dulu
Proses pewarnaan untuk mengubah warna dari lis kayu dilakukan setelah process main coat dengan Wood Stain. Biasanya wood stain tersedia dalam berbagai pilihan warna, namun kebanyakan lebih menyukai warna bening supaya tidak menghilangkan karakter warna asli dari kayu. Untuk mendapatkan warna yang sesuai, cobalah pada sampel kayu terlebih dahulu sebelum mengaplikasikannya. Untuk wood stain, biasanya cukup diberi satu lapisan saja.
Mengecat Lis Kayu Satu Per Satu
Mulai mengecat lis kayu satu per satu pada satu waktu agar tidak ada pengendapan. Lakukan pengecatan kembali hingga Anda mendapatkan warna yang diinginkan. Semakin banyak lapisan wood stain, maka warna yang dihasilkan akan semakin gelap, tetapi tidak menutup serat kayu sehingga tidak akan menghilangkan ciri khas dari kayu tersebut.
Pastikan Ruangan Bersih
Apabila memungkinkan, lakukan pengamplasan dan finishing di ruangan yang berbeda sehingga debu dari amplas tidak mempengaruhi hasil finishing. Jika Anda harus melakukan pengamplasan dan finishing di ruangan yang sama, bersihkan ruangan tersebut secara menyeluruh sebelum mengecat lis kayu dengan wood stain dan bahan pelapis akhir/varnish.
Gunakan Kuas Yang Bagus
Gunakan kuas 1 inci, 2 inci dan 3 inci. kuas, dengan harga tidak kurang dari Rp 100.000. Jika Anda merawat dan membersihkannya dengan baik, kuas yang bagus akan bertahan lama. Kuas yang murah cenderung meninggalkan tanda bekas kuas serta bulunya yang mudah lepas dan lengket pada hasil finishing.
Lapisi Top Coat Dengan Varnish
Tahapan akhir (top coat), biasanya juga disebut dengan varnish/pernish, dilakukan untuk mengunci warna dasar dan menciptakan lapisan warna glossy atau sebaliknya sebagai finishing akhir. Bahan top coat ada dari bahan resin/gum, acrylic biasanya untuk eksterior (BioColours), melamine untuk interior (Impra), lalu ada politur atau biasa juga disebut shellac, lacquer biasa juga disebut NC untuk interior, polyurethane (Biothane, ACE), poly-acrylic untuk eksterior dan dari bahan oil (Danish Oil, Teak Oil).
Pastikan Anda menggunakan bahan yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Misalnya, jika Anda menggunakan bahan melamine, jangan digunakan untuk eksterior karena melamine tidak terlalu tahan panas. Bahan melamine lebih cocok untuk interior. Bahan polyurethane merupakan satu bahan finishing favorit karena tahan lama, juga tahan cuaca, tahan panas, bagus untuk indoor dan outdoor dan aplikasinya sangat mudah.
Untuk masing-masing top coat biasanya juga dibagi lagi dari tingkat pemantulan cahayanya. Untuk yang paling memantulkan cahaya itu biasanya disebut high gloss, lalu di bawahnya ada gloss, semi-gloss, satin, doff, matt, dead matt dan seterusnya. Pilihlah bahan top coat yang sesuai dengan kebutuhan Anda untuk mendapatkan hasil finishing yang terbaik.
Membuang Kain Kotor Pada Tempatnya
Setelah selesai finishing, kain yang basah dengan produk berbasis minyak secara dapat terbakar secara spontan. Pastikan Anda membuang semua kain kotor setelah kering pada tempatnya.